-Register for Learning.
-Read forum rules before register.
-Register for see full topics.
*Active on Forum*

Join the forum, it's quick and easy

-Register for Learning.
-Read forum rules before register.
-Register for see full topics.
*Active on Forum*

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

    Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Festival dan Parade Musik Keroncong Se-Jatim

    robot
    robot
    Seng Duwe Omah
    Seng Duwe Omah


    Jumlah posting : 355
    Reputation : 0
    Join date : 30.10.12
    Age : 35
    Lokasi : banyuwangi

    Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Festival dan Parade Musik Keroncong Se-Jatim Empty Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Festival dan Parade Musik Keroncong Se-Jatim

    Post by robot Mon Oct 27, 2014 9:39 am

    BANYUWANGI - Banyuwangi jadi tuan rumah festival dan parade musik keroncong se-Jawa Timur. Dilangsungkan selama 2 hari (25 - 26/10) di Gedung Wanita Paramitha Kencana, acara ini diikuti para musisi
    keroncong yang tak hanya piawai menyanyikan lagu berirama keroncong, tapi juga jago memainkan alat musiknya, seperti biola, flute, gitar, ukulele, banjo, bass dan cello.

    Kompetisi yang menunjukkan eksistensi seniman keroncong ini ternyata sudah berlangsung untuk yang ke-18 kalinya. Seperti dijelaskan oleh Hj Syakirah, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Paguyuban Artis Musik Keroncong Indonesia (PAMORI) Banyuwangi. "Ini merupakan kebanggaan bagi Banyuwangi.Setelah tahun 2003 lalu pernah didhapuk jadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi yang sama, kali ini tepat pada penyelenggaraan kompetisi untuk yang ke-18 kalinya, kita kembali ketiban sampur,"tandas Syakirah yang juga menjabat sebagai ketua panitia acara tersebut.

    Menurut Syakirah, di Jatim terdapat 60 grup yang menjadi anggota PAMORI. Mereka berasal dari Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Malang, Lamongan, Madiun, Trenggalek, Surabaya, Jombang dan Madura.

    Banyuwangi sendiri punya 10 grup. Diantaranya Gita Remaja (Siliragung), Gita Sri Tanjung (Banyuwangi), Gema Paramitha (Yosomulyo)), dan Laraswangi (Cluring). Dari 10 grup itu yang mengikuti festival ada 4 grup. Sedangkan yang mengikuti parade ada 6 grup. "Festival keroncong digelar kemarin (25/10), sedangkan parade
    digelar hari ini (26/10),"terang Syakirah.

    Pada saat festival, tiap-tiap grup dinilai oleh juri berdasarkan penampilan yang harmonis antara vokalis dengan permainan alat musiknya. Sedangkan untuk parade yang ditonjolkan adalah penampilan beruntun dari tiap-tiap grup. Nanti akan dipilih grup terbaik yang penampilannya paling bagus.

    Meski saat ini penggemar keroncong terbilang langka, tapi Syakirah optimis generasi muda
    Banyuwangi masih ada yang menyukai genre musik ini.Tak heran di bawah binaan Syakirah, ada 2 anak kecil yang duduk di bangku kelas 5 SD yang getol berlatih musik keroncong.

    "Banyuwangi punya banyak stok penyanyi keroncong. Minimal 1 grup punya 4 penyanyi. Bahkan Gita Sri Tanjung punya 40-50 penyanyi,"kata Syakirah yang selalu ingin menularkan kebisaannya bernyanyi keroncong pada generasi muda. Sebab menurutnya, Keroncong itu salah satu budaya bangsa yang mengajarkan
    seseorang berperilaku sopan, halus dan lembut budi pekerti."Saya berharap pada pemerintah daerah Banyuwangi, musik keroncong juga diberikan ruang dalam kegiatan-kegiatan seni pemkab. Misalnya
    diikutsertakan dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC),"harapnya.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir di acara tersebut menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini."Semoga keroncong terus bertahan di tengah gempuran genre musik yang beragam,"harapnya.

    Bupati berusia 41 tahun tersebut juga berjanji, budaya asli dan musik tradisional adalah
    salah satu hal yang akan terus dijaga kelestariannya di Banyuwangi. Hal itu dilakukan agar identitas bangsa tidak hilang. "Bentuk kepedulian kami pada budaya asli dan musik tradisional adalah dengan memberi tempat bagi para seniman dan budayawan Banyuwangi untuk berpentas di Ruang- ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di seluruh Banyuwangi. Dan sebaliknya, kami tidak mengizinkan pertunjukan lain selain kesenian
    tradisional manggung disana,"pungkas bupati yang menyatakan rasa senangnya ketika kemarin berkesempatan menyaksikan remaja dan anak-anak muda ikut unjuk gigi, adu kemampuan bernyanyi keroncong.

      Waktu sekarang Wed May 15, 2024 7:07 pm