Indeks
Grup facebook
BANYUWANGI – Closing ceremony International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2014 berlangsung meriah di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Minggu malam (19/10). Seluruh riders, officials, hingga para tamu tak beranjak meninggalkan tempat hingga acara berakhir.
Rupanya para riders terkesan dengan review race ITdBI 2014 yang menampilkan aksi mereka menaklukkan empat etape yang ada. Review race berdurasi 7 menit yang ditayangkan di sebuah layar besar itu bahkan menarik perhatian riders, khususnya yang menjadi jawara di masing-masing etape.
Kyosuke Takei, salah satunya. Pebalap asal Jepang yang memperkuat Singha Infinite Thailand itu bahkan naik ke atas kursi, berteriak-teriak sambil melambai-lambaikan tangannya saat tayangan big screen menampilkan dirinya yang tengah berjuang menggowes sepedanya melaju mendahului riders yang lain. Kyosuke Takei menjadi yang tercepat pada etape pertama ITdBI 2014. Dalam rute sejauh 180,78 kilometer itu, Takei mencatatkan waktu 4 jam, 54 menit dan 18 detik. Spontan aksi Takei mengundang keriuhan diantara pebalap lainnya. Mereka juga bersorak-sorak gembira melihat sosok dirinya muncul di layar.
Tak hanya tayangan review race saja yang mendapat sambutan hangat dari seluruh tamu yang hadir. Tapi juga video ‘Discover Banyuwangi’ yang menampilkan potensi Banyuwangi, tayangan ‘Pendapa 360’ yang menceritakan konsep green architecture yang dimiliki rumah dinas Bupati Banyuwangi itu, serta berbagai tarian dan lagu-lagu yang rancak. Termasuk ketika jingle ITdBI dinyanyikan, suasana seketika berubah. Audiens seolah terbawa pada suasana ketika race sedang berlangsung. Maklum, jingle tersebut menjadi familiar di telinga mereka lantaran sering diperdengarkan di tiap etape.
Race Director Jamaludin Mahmoed ketika didhapuk naik ke atas pentas untuk menyampaikan sambutannya, menyatakan rasa puasnya atas perhelatan yang sudah terselenggara untuk ketiga kalinya ini. “ITdBI 2014 ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya,”tutur Jamal. Meski jumlah pebalap tak sebanyak ITdBI tahun lalu karena bertepatan dengan penyelenggaraan kompetisi yang sama di empat negara, lanjutnya, Jamal memuji event ini dari sisi kualitas mengalami peningkatan. “Saya siap membawa event ini menjadi event balap sepeda terbaik di Asia,”ujar Jamal yang disambut tepuk tangan para tamu.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan event ini ke depannya. “ITdBI merupakan cerminan pengembangan sport tourism di satu sisi, dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di sisi yang lain. Karena itu, event yang zero APBN alias didanai para sponsorship ini akan kami lanjutkan dengan terus melakukan perbaikan,”janji orang nomor satu di Banyuwangi itu.
Event yang sudah masuk dalam calendar of Union Cycliste International (UCI) ini diakhiri dengan lagu berjudul ‘We are the Champion’ yang dibawakan bersama-sama, diiringi kembang api yang meletup di udara selama 15 menit. Dan seolah tak mau kehilangan moment, peristiwa itu diabadikan oleh masing-masing pebalap dari kamera ponsel yang mereka bawa.
Rupanya para riders terkesan dengan review race ITdBI 2014 yang menampilkan aksi mereka menaklukkan empat etape yang ada. Review race berdurasi 7 menit yang ditayangkan di sebuah layar besar itu bahkan menarik perhatian riders, khususnya yang menjadi jawara di masing-masing etape.
Kyosuke Takei, salah satunya. Pebalap asal Jepang yang memperkuat Singha Infinite Thailand itu bahkan naik ke atas kursi, berteriak-teriak sambil melambai-lambaikan tangannya saat tayangan big screen menampilkan dirinya yang tengah berjuang menggowes sepedanya melaju mendahului riders yang lain. Kyosuke Takei menjadi yang tercepat pada etape pertama ITdBI 2014. Dalam rute sejauh 180,78 kilometer itu, Takei mencatatkan waktu 4 jam, 54 menit dan 18 detik. Spontan aksi Takei mengundang keriuhan diantara pebalap lainnya. Mereka juga bersorak-sorak gembira melihat sosok dirinya muncul di layar.
Tak hanya tayangan review race saja yang mendapat sambutan hangat dari seluruh tamu yang hadir. Tapi juga video ‘Discover Banyuwangi’ yang menampilkan potensi Banyuwangi, tayangan ‘Pendapa 360’ yang menceritakan konsep green architecture yang dimiliki rumah dinas Bupati Banyuwangi itu, serta berbagai tarian dan lagu-lagu yang rancak. Termasuk ketika jingle ITdBI dinyanyikan, suasana seketika berubah. Audiens seolah terbawa pada suasana ketika race sedang berlangsung. Maklum, jingle tersebut menjadi familiar di telinga mereka lantaran sering diperdengarkan di tiap etape.
Race Director Jamaludin Mahmoed ketika didhapuk naik ke atas pentas untuk menyampaikan sambutannya, menyatakan rasa puasnya atas perhelatan yang sudah terselenggara untuk ketiga kalinya ini. “ITdBI 2014 ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya,”tutur Jamal. Meski jumlah pebalap tak sebanyak ITdBI tahun lalu karena bertepatan dengan penyelenggaraan kompetisi yang sama di empat negara, lanjutnya, Jamal memuji event ini dari sisi kualitas mengalami peningkatan. “Saya siap membawa event ini menjadi event balap sepeda terbaik di Asia,”ujar Jamal yang disambut tepuk tangan para tamu.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan event ini ke depannya. “ITdBI merupakan cerminan pengembangan sport tourism di satu sisi, dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di sisi yang lain. Karena itu, event yang zero APBN alias didanai para sponsorship ini akan kami lanjutkan dengan terus melakukan perbaikan,”janji orang nomor satu di Banyuwangi itu.
Event yang sudah masuk dalam calendar of Union Cycliste International (UCI) ini diakhiri dengan lagu berjudul ‘We are the Champion’ yang dibawakan bersama-sama, diiringi kembang api yang meletup di udara selama 15 menit. Dan seolah tak mau kehilangan moment, peristiwa itu diabadikan oleh masing-masing pebalap dari kamera ponsel yang mereka bawa.