Indeks
Grup facebook
BANYUWANGI – Pecinta jazz di Konser Jazz Ijen akhirnya terpuaskan dengan penampilan tiga musisi jazz papan atas Fariz RM, Imaniar, Deddy Dhukun, di Paltuding, Sabtu (8/11). Mereka tampil all out menghibur pecinta jazz selama tiga jam penuh, dengan hits-nya di era masing- masing.
Deddy Dhukun yang tampil di urutan kedua cukup mengobati kerinduan penonton dengan lagu-lagunya yang penuh pesan cinta dan damai. Lagu Keraguan, Masih Ada, Esok Kan Masih Ada langsung membius penonton untuk hanyut dalam kisah nostalgia. Penonton pun langsung larut dan ikut bernyanyi bersama musisi yang gaya rambutnya khas ini.
Sementara Imaniar yang jago nge-rap langsung memberikan gebrakan cukup gila dan komunikatif dengan penonton. Suasana pun semakin hangat saat penyanyi cantik ini mengajak salah seorang penonton bernyanyi di atas pentas. Sebagai penutup penampilannya Imaniar melantunkan hits “Kacau” yang berujung mengajak penonton untuk bergoyang dan nyanyi bareng.
Sebagai gong Jazz Ijen, sang maestro jazz Fariz RM tampil sangat keren. Dengan menggunakan kostum hitam dan rambut ikalnya yang seksi , Fariz RM benar-benar memuaskan penonton jazz. Sebagai salam pembuka Fariz RM membawakan lagu pertamanya Hasrat Cinta. Melihat Fariz bernyanyi sambil memainkan keyboardnya penonton semakin penasaran dan merapat ke depan pentas dan larut dalam suasana yang romantis. Apalagi saat Fariz menyanyikan Nada Kasih, Sakura dan Barcelona, penonton langsung terbius sang maestro. Meski sejumlah lagu hits-nya telah dilantunkan Fariz, penonton merasa masih belum puas. Bahkan saat Fariz akan mengakhiri penampilannya, penonton tidak mau beranjak dan meminta Fariz RM menyanyikan satu lagu lagi. “Fariz.... Fariz tambah lagi ayo-ayo,” teriak penonton. Melihat fansnya masih ingin bernyanyi, Fariz pun tak kuasa menolak dan memberikan lagu Penari di akhir penampilannya.
Sebelum para penyanyi jazz ini tampil, Jazz Ijen malam ini, diawali dengan penampilan Inang Noorsaid band dengan kolaborasi musik perkusi yang dibawakan oleh Jalu Gatot Pratidina.
Penampilan para musisi jazz era 80-an ini mengundang decak kagum seluruh penonton. Tak terkecuali pengunjung Ijen asal Solo, Sari Mareta. Sari bersama salah seorang kawannya tadinya hanya berniat untuk naik Ijen, dan tidak tahu jika di sana digelar Jazz Ijen. "Awalnya kami berencana naik Ijen saja. Sampai sini kami surprise ada gelaran Jazz Ijen yang menghadirkan musisi jazz kenamaan ini. Gratis, lagi. Ya sudah...kesempatan ini kami manfaatkan untuk nonton, apalagi naik Ijennya masih tengah malam nanti,"ujar Sari.
Di akhir acara, seluruh donasi yang terkumpul diumumkan di depan seluruh penonton. Dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 32.148.000 yang akan didonasikan langsung untuk pengobatan kesehatan bagi penduduk di sekitar kaki Gunung Ijen. Mulai pemeriksaan mata, operasi ringan, hingga masalah kesehatan lainnya. Kelompok sasaran lainnya adalah para penambang belerang dan pemandu wisata di Gunung Ijen.
Deddy Dhukun yang tampil di urutan kedua cukup mengobati kerinduan penonton dengan lagu-lagunya yang penuh pesan cinta dan damai. Lagu Keraguan, Masih Ada, Esok Kan Masih Ada langsung membius penonton untuk hanyut dalam kisah nostalgia. Penonton pun langsung larut dan ikut bernyanyi bersama musisi yang gaya rambutnya khas ini.
Sementara Imaniar yang jago nge-rap langsung memberikan gebrakan cukup gila dan komunikatif dengan penonton. Suasana pun semakin hangat saat penyanyi cantik ini mengajak salah seorang penonton bernyanyi di atas pentas. Sebagai penutup penampilannya Imaniar melantunkan hits “Kacau” yang berujung mengajak penonton untuk bergoyang dan nyanyi bareng.
Sebagai gong Jazz Ijen, sang maestro jazz Fariz RM tampil sangat keren. Dengan menggunakan kostum hitam dan rambut ikalnya yang seksi , Fariz RM benar-benar memuaskan penonton jazz. Sebagai salam pembuka Fariz RM membawakan lagu pertamanya Hasrat Cinta. Melihat Fariz bernyanyi sambil memainkan keyboardnya penonton semakin penasaran dan merapat ke depan pentas dan larut dalam suasana yang romantis. Apalagi saat Fariz menyanyikan Nada Kasih, Sakura dan Barcelona, penonton langsung terbius sang maestro. Meski sejumlah lagu hits-nya telah dilantunkan Fariz, penonton merasa masih belum puas. Bahkan saat Fariz akan mengakhiri penampilannya, penonton tidak mau beranjak dan meminta Fariz RM menyanyikan satu lagu lagi. “Fariz.... Fariz tambah lagi ayo-ayo,” teriak penonton. Melihat fansnya masih ingin bernyanyi, Fariz pun tak kuasa menolak dan memberikan lagu Penari di akhir penampilannya.
Sebelum para penyanyi jazz ini tampil, Jazz Ijen malam ini, diawali dengan penampilan Inang Noorsaid band dengan kolaborasi musik perkusi yang dibawakan oleh Jalu Gatot Pratidina.
Penampilan para musisi jazz era 80-an ini mengundang decak kagum seluruh penonton. Tak terkecuali pengunjung Ijen asal Solo, Sari Mareta. Sari bersama salah seorang kawannya tadinya hanya berniat untuk naik Ijen, dan tidak tahu jika di sana digelar Jazz Ijen. "Awalnya kami berencana naik Ijen saja. Sampai sini kami surprise ada gelaran Jazz Ijen yang menghadirkan musisi jazz kenamaan ini. Gratis, lagi. Ya sudah...kesempatan ini kami manfaatkan untuk nonton, apalagi naik Ijennya masih tengah malam nanti,"ujar Sari.
Di akhir acara, seluruh donasi yang terkumpul diumumkan di depan seluruh penonton. Dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 32.148.000 yang akan didonasikan langsung untuk pengobatan kesehatan bagi penduduk di sekitar kaki Gunung Ijen. Mulai pemeriksaan mata, operasi ringan, hingga masalah kesehatan lainnya. Kelompok sasaran lainnya adalah para penambang belerang dan pemandu wisata di Gunung Ijen.