Indeks
Grup facebook
BANYUWANGI – Untuk mengupgrade kualitas pendidik di kalangan guru Bupati Abdullah Azwar Anas meminta para calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi mempresentasikan visi misinya. Bertempat di pendopo belakang, Selasa (9/9) satu persatu dari 30 orang itu, mempresentasikan langkah-langkah baru dan inovasi-inovasinya sebagai seorang leader.
Hampir semua yang disampaikan para calon kepala sekolah ini normatif dan standart. Tetapi ada satu Kepala Sekolah SMPN I Genteng, H Syahroni, yang memiliki visi misi cukup menarik terkait budaya mendidik. Syahroni, ingin mengembangkan sekolah yang berbeda dengan sekolah lain, salah satunya tidak menambah bangunan baru tetapi memanfaatkan bangunan lama. “Dengan memanfaatkan bangunan lama kami akan ciptakan sekolah dengan suasana green seperti arahan bupati. Karena yang terpenting bukan bangunannya tetapi makna dan manfaatnya,” kata Syahroni.
Hal lainnya yang dia sampaikan, ingin meningkatkan kualitas sekolah di luar biaya gratis yang diterimanya. Salah satunya, meminta iuran dan sumbangan bagi yang mampu.Kalau tidak mampu tidak di paksa. “Kalau ingin dilayanani melebihi standar minimal ya memang harus bayar lebih. Tapi semua itu kami selalu di kontrol dinas dan inspektorat. Dan rekeningnya jelas peruntukannya,” kata Syahroni.
Selama menjadi kepala sekolah enam tahun, lanjut Syahroni, pihaknya juga telah menerapkan budaya disiplin sebelum memualai proses belajar mengajar. “Untuk menginspirasi kedisiplinan pendidik, kami biasakan inspiring guru-guru datang lebih awal sebelum murid datang. Ini bisa menandakan kesiapan kita dalam mendidik siswa. Dan itu akan saya lanjutkan untuk inspiring guru-guru sampai sekarang ,” kata Syahroni.
Melihat hasil presentasi para calon kepala sekolah ini, Bupati Anas mengatakan, tujuannya dari presentasi ini saya ingin kualitas kepala sekolah lebih baik. Kepala Sekolah tidak hanya berfungsi menjadi formal mengatur urusan di sekolah dalam, tetapi bisa menjadi manager yang baik. Termasuk bisa menjelaskan polese kebijakan pemkab kepada guru-guru, sehingga tidak semuanya pemerintah. “Yang terpenting bagi bupati, kepala sekolah mengerti tugasnya. Yang pertama membangun SDM dengan sepenuh hati dan bisa mengispiring lingkungannya,” ujar Bupati.
Satu lagi, ada peraturan yang harus kami terapkan. Setiap kepala sekolah yang telah menjabat dua kali di sekolah yang gradenya besar semisal SMPN I Genteng. “Kalau jadi kepala sekolah lagi harus turun grade ke sekolah yang kecil. Ini maksudnya bisa menginspirasi sekolah kecil menjadi besar dan mengapu sekolah dari bawah,” tutur Bupati.
Terkait kepala sekolah atau komite menghimpun dana, yang jelas melarang ada pungutan kepada sekolah. Karena sudah ada dana Bos. Kalau tohpun ada inovasi tidak harus melibatkan siswa untuk mengeluarkan dana.
Para calon kepala sekolah ini terdiri dari tiga kelompok, SMP, SMA dan SMK. Dengan dua katagori, promosi dan penyegaran. Promosi, artinya tidak pernah menjabat kepala sekolah, sedangkan penyegaran, pernah menjabat akan diperpanjang atau di mutasi ke tempat lain.
Hampir semua yang disampaikan para calon kepala sekolah ini normatif dan standart. Tetapi ada satu Kepala Sekolah SMPN I Genteng, H Syahroni, yang memiliki visi misi cukup menarik terkait budaya mendidik. Syahroni, ingin mengembangkan sekolah yang berbeda dengan sekolah lain, salah satunya tidak menambah bangunan baru tetapi memanfaatkan bangunan lama. “Dengan memanfaatkan bangunan lama kami akan ciptakan sekolah dengan suasana green seperti arahan bupati. Karena yang terpenting bukan bangunannya tetapi makna dan manfaatnya,” kata Syahroni.
Hal lainnya yang dia sampaikan, ingin meningkatkan kualitas sekolah di luar biaya gratis yang diterimanya. Salah satunya, meminta iuran dan sumbangan bagi yang mampu.Kalau tidak mampu tidak di paksa. “Kalau ingin dilayanani melebihi standar minimal ya memang harus bayar lebih. Tapi semua itu kami selalu di kontrol dinas dan inspektorat. Dan rekeningnya jelas peruntukannya,” kata Syahroni.
Selama menjadi kepala sekolah enam tahun, lanjut Syahroni, pihaknya juga telah menerapkan budaya disiplin sebelum memualai proses belajar mengajar. “Untuk menginspirasi kedisiplinan pendidik, kami biasakan inspiring guru-guru datang lebih awal sebelum murid datang. Ini bisa menandakan kesiapan kita dalam mendidik siswa. Dan itu akan saya lanjutkan untuk inspiring guru-guru sampai sekarang ,” kata Syahroni.
Melihat hasil presentasi para calon kepala sekolah ini, Bupati Anas mengatakan, tujuannya dari presentasi ini saya ingin kualitas kepala sekolah lebih baik. Kepala Sekolah tidak hanya berfungsi menjadi formal mengatur urusan di sekolah dalam, tetapi bisa menjadi manager yang baik. Termasuk bisa menjelaskan polese kebijakan pemkab kepada guru-guru, sehingga tidak semuanya pemerintah. “Yang terpenting bagi bupati, kepala sekolah mengerti tugasnya. Yang pertama membangun SDM dengan sepenuh hati dan bisa mengispiring lingkungannya,” ujar Bupati.
Satu lagi, ada peraturan yang harus kami terapkan. Setiap kepala sekolah yang telah menjabat dua kali di sekolah yang gradenya besar semisal SMPN I Genteng. “Kalau jadi kepala sekolah lagi harus turun grade ke sekolah yang kecil. Ini maksudnya bisa menginspirasi sekolah kecil menjadi besar dan mengapu sekolah dari bawah,” tutur Bupati.
Terkait kepala sekolah atau komite menghimpun dana, yang jelas melarang ada pungutan kepada sekolah. Karena sudah ada dana Bos. Kalau tohpun ada inovasi tidak harus melibatkan siswa untuk mengeluarkan dana.
Para calon kepala sekolah ini terdiri dari tiga kelompok, SMP, SMA dan SMK. Dengan dua katagori, promosi dan penyegaran. Promosi, artinya tidak pernah menjabat kepala sekolah, sedangkan penyegaran, pernah menjabat akan diperpanjang atau di mutasi ke tempat lain.