BANYUWANGI – Status Gunung Raung yang meningkat menjadi waspada sejak Kamis, 13 November 2014, membuat Kabupaten Banyuwangi bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya letusan. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama KODIM 0825 Banyuwangi, menggelar apel kesiap-siagaan penanggulangan bencana sekaligus simulasi tanggap darurat bencana Gunung Api Raung, di Lapangan Sragi, Kecamatan Songgon, Selasa (9/12).
Kepala BPBD Banyuwangi, Kusiyadi mengatakan apel bersama dan simulasi tanggap darurat diikuti oleh segenap stakeholder yang berkaitan dengan kejadian bencana. Yakni BPBD, Kodim 0825, Polres Banyuwangi, Perusahaan Daerah, PMI, Perhutani Banyuwangi Barat, Kebun Bayu Kidul, organisasi kemasyarakatan dan relawan kebencanaan dari komunitas offroad Banyuwangi.
“ Pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan gambaran dan pedoman dalam melaksanakan sistem komando tanggap darurat bencana Gunung Api Raung. Kegiatan ini juga untuk sosialisasi titik kumpul, jalur evakuasi dan tempat pengungsian bagi masyarakat terdampak erupsi,” kata Kusiyadi.
Kusiyadi menambahkan, kegiatan simulasi bencana dipusatkan di Desa Sumberarum, kecamatan Songgon. Sebab desa ini merupakan kawasan terdekat dengan pusat erupsi gunung api raung yang terdampak langsung. “Selain itu desa Sumberarum saat ini juga sedang melaksanakan pembentukan desa tangguh bencana,” imbuh Kusiyadi.
Sementara itu Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko mengatakan, Gunung Raung yang memiliki ketinggian 3332 meter dpl merupakan gunung terbesar dengan kaldera terluas di Pulau Jawa. Kemungkinan letusan Gunung dengan kedalaman kawah mencapai 400 meter ini bisa berdampak sangat dahsyat. “Oleh karena itu peningkatan aktivitas gunung api yang sudah lama ‘tertidur’ ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak,” kata Wabup Yusuf.
Wabup melanjutkan di Banyuwangi, ada 6 kecamatan yang terkena dampak erupsi Gunung Raung yakni Kalibaru, Glenmore, Singojuruh, Songgon, Sempu, dan Genteng dengan jumlah penduduk yang terdampak sebanyak 243 ribu jiwa. “Letusan gunung adalah sebuah fenomena alam yang normal terjadi di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Gunung Raung Banyuwangi. Maka yang perlu dilakukan adalah antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan letusan agar tidak menimbulkan korban jiwa dan meminimalisir kerugian harta benda,” tutur Wabup.
Untuk itu Wabup mengapresiasi kegiatan apel bersama dan simulasi tanggap bencana Gunung Raung ini. Wabup berharap penyelenggaraan penanggulangan bencana nantinya dapat berjalan dengan terencana, terpadu dan terkoordinir agar tepat sasaran maupoun bantuan dan cepat tindakan serta pemulihannya. “Khususnya masyarakat juga siap menghadapi kemungkinan terburuk dan tidak panik ketika letusan benar-benar terjadi,” pungkas Wabup. (Humas & Protokol)
Kepala BPBD Banyuwangi, Kusiyadi mengatakan apel bersama dan simulasi tanggap darurat diikuti oleh segenap stakeholder yang berkaitan dengan kejadian bencana. Yakni BPBD, Kodim 0825, Polres Banyuwangi, Perusahaan Daerah, PMI, Perhutani Banyuwangi Barat, Kebun Bayu Kidul, organisasi kemasyarakatan dan relawan kebencanaan dari komunitas offroad Banyuwangi.
“ Pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan gambaran dan pedoman dalam melaksanakan sistem komando tanggap darurat bencana Gunung Api Raung. Kegiatan ini juga untuk sosialisasi titik kumpul, jalur evakuasi dan tempat pengungsian bagi masyarakat terdampak erupsi,” kata Kusiyadi.
Kusiyadi menambahkan, kegiatan simulasi bencana dipusatkan di Desa Sumberarum, kecamatan Songgon. Sebab desa ini merupakan kawasan terdekat dengan pusat erupsi gunung api raung yang terdampak langsung. “Selain itu desa Sumberarum saat ini juga sedang melaksanakan pembentukan desa tangguh bencana,” imbuh Kusiyadi.
Sementara itu Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko mengatakan, Gunung Raung yang memiliki ketinggian 3332 meter dpl merupakan gunung terbesar dengan kaldera terluas di Pulau Jawa. Kemungkinan letusan Gunung dengan kedalaman kawah mencapai 400 meter ini bisa berdampak sangat dahsyat. “Oleh karena itu peningkatan aktivitas gunung api yang sudah lama ‘tertidur’ ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak,” kata Wabup Yusuf.
Wabup melanjutkan di Banyuwangi, ada 6 kecamatan yang terkena dampak erupsi Gunung Raung yakni Kalibaru, Glenmore, Singojuruh, Songgon, Sempu, dan Genteng dengan jumlah penduduk yang terdampak sebanyak 243 ribu jiwa. “Letusan gunung adalah sebuah fenomena alam yang normal terjadi di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Gunung Raung Banyuwangi. Maka yang perlu dilakukan adalah antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan letusan agar tidak menimbulkan korban jiwa dan meminimalisir kerugian harta benda,” tutur Wabup.
Untuk itu Wabup mengapresiasi kegiatan apel bersama dan simulasi tanggap bencana Gunung Raung ini. Wabup berharap penyelenggaraan penanggulangan bencana nantinya dapat berjalan dengan terencana, terpadu dan terkoordinir agar tepat sasaran maupoun bantuan dan cepat tindakan serta pemulihannya. “Khususnya masyarakat juga siap menghadapi kemungkinan terburuk dan tidak panik ketika letusan benar-benar terjadi,” pungkas Wabup. (Humas & Protokol)