Jakarta - Membeli apartemen di Amerika Serikat (AS) tidak semudah di Indonesia, yang asal punya duit semua urusan beres. Di sana, lain lagi ceritanya, terutama untuk yang namanya co-op apartement alias apartemen berbagi.
Biasanya, apartemen seperti ini dimiliki oleh dua keluarga atau lebih, terdiri dari satu lantai atau bahkan satu gedung yang dipakai bersama. Jika itu satu lantai, biasanya sudah dipisahkan oleh tembok, kalau satu gedung besar, dapat jatah per lantai tergantung kesepakatan.
Yang membuatnya tidak mudah adalah biasanya dalam pencarian mitra. Orang yang lebih dulu membeli biasanya akan melakukan wawancara terhadap calon 'teman sekamar' atau 'teman segedung' terlebih dahulu sebelum memutuskan.
Maka dari itu, tidak mudah bagi orang yang berniat membeli apartemen seperti ini, bahkan untuk orang terkenal dan orang banyak uang sekalipun.
Seorang broker real estate, Carol Levy, menyusun berbagai penolakan pembelian apartemen berbagi yang pernah terjadi. Penolakan ini biasanya berdasarkan status keuangan, riwayat pekerjaan dan kartu kredit yang buruk.
Selain itu, ada faktor lain yang dilihat oleh penjual, yaitu gaya hidup, apalagi yang suka mengganggu orang lain karena bisa mengganggu pembeli potensial lainnya. Bahkan CEO serta mantan Presiden AS pun belum kebal dari pengawasan ini.
Berikut nama beberapa orang terkenal yang sempat mendapat penolakan atas pembelian apartemen jenis ini berdasarkan CNBC