BANYUWANGI – Pergelaran musik untuk kemanusiaan Jazz Ijen Banyuwangi yang menghadirkan tiga musisi legendaris seperti Imaniar, Deddy Dhukun dan Fariz RM selesai digelar, Sabtu (8/11). Acara yang diadakan di Paltuding Ijen ini diawali dengan peresmian gedung Tourism Information Center (TIC) oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didampingi para bintang tamu Jazz Ijen. Tak hanya TIC, orang nomor satu di Banyuwangi itu juga meresmikan pengadaan jaringan air bersih di kawasan Paltuding.
Saat meresmikan bangunan tersebut, Bupati Anas mengatakan, gedung TIC ini ke depan akan menjadi daya dukung bagi para tamu yang berwisata ke Ijen. “Gedung ini sengaja kami bangun bukan untuk disewakan, tapi sebagai pojok informasi bagi pengunjung yang datang kemari,” ujar Bupati Anas. Bahkan, lanjutnya, keberadaan gedung ini akan menjadi tempat pertemuan semua masyarakat. Dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat pertolongan pertama apabila ada pengunjung Ijen yang mengalami sakit seperti sesak nafas atau pun terkilir.
Ditambahkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Mujiono, siapa pun boleh mengakses bangunan unik berukuran 9 x 23 meter tersebut. “Semua pengunjung Ijen bisa memanfaatkan bangunan TIC dan jaringan air bersih ini. Begitu pula para penambang belerangnya,” kata Mujiono.
Gedung yang dirancang oleh arsitek Budi Kardono tersebut memiliki sebuah kamar berukuran besar dengan dua tempat tidur. Kamar ini bisa menampung 3 hingga 4 orang. Selain itu ada pula ruang pertemuan, ruang pamer untuk UMKM, pojok informasi, dan dapur. Juga dilengkapi dengan dua toilet, musholla kecil, teras dan sebuah taman kecil yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Khusus untuk pengadaan jaringan air bersih, terang Mujiono, airnya diambil dari Gunung Meranti yang hanya berjarak 6 kilometer saja dari Gunung Ijen. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan Paltuding dan diteruskan pula ke shelter-shelter di bawah Paltuding.
Saat meresmikan bangunan tersebut, Bupati Anas mengatakan, gedung TIC ini ke depan akan menjadi daya dukung bagi para tamu yang berwisata ke Ijen. “Gedung ini sengaja kami bangun bukan untuk disewakan, tapi sebagai pojok informasi bagi pengunjung yang datang kemari,” ujar Bupati Anas. Bahkan, lanjutnya, keberadaan gedung ini akan menjadi tempat pertemuan semua masyarakat. Dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat pertolongan pertama apabila ada pengunjung Ijen yang mengalami sakit seperti sesak nafas atau pun terkilir.
Ditambahkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Mujiono, siapa pun boleh mengakses bangunan unik berukuran 9 x 23 meter tersebut. “Semua pengunjung Ijen bisa memanfaatkan bangunan TIC dan jaringan air bersih ini. Begitu pula para penambang belerangnya,” kata Mujiono.
Gedung yang dirancang oleh arsitek Budi Kardono tersebut memiliki sebuah kamar berukuran besar dengan dua tempat tidur. Kamar ini bisa menampung 3 hingga 4 orang. Selain itu ada pula ruang pertemuan, ruang pamer untuk UMKM, pojok informasi, dan dapur. Juga dilengkapi dengan dua toilet, musholla kecil, teras dan sebuah taman kecil yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Khusus untuk pengadaan jaringan air bersih, terang Mujiono, airnya diambil dari Gunung Meranti yang hanya berjarak 6 kilometer saja dari Gunung Ijen. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan Paltuding dan diteruskan pula ke shelter-shelter di bawah Paltuding.