BANYUWANGI – Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Bismar Skoog mengunjungi Banyuwangi. Dalam lawatannya itu, Dubes Johanna menyatakan ingin mengembangkan teknologi hijau di Banyuwangi. Itu disampaikannya saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo, Sabtu (1/11).
Pada kunjungan pertamanya di Banyuwangi ini, Dubes Johanna terkesan dengan pengembangan kota Banyuwangi. Menurutnya pemerintah daerah telah melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. “Banyuwangi telah menciptakan lingkungan kota yang hijau, seperti yang terlihat di kota ini yang telah menerapkan konsep pengembangan green city,” kata Johanna.
Lebih lanjut Johanna mengungkapkan jika pihaknya mendukung pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan yang telah dilakukan oleh Banyuwangi. Johanna pun ingin pengetahuan dan teknologi yang dimiliki negaranya bisa dimanfaatkan di Banyuwangi. Dalam hal ini Swedia antara lain menawarkan pemanfaatan konsep dan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lingkungan.
"Negara kami leading dalam penerapan teknologi `hijau`. Kami telah berdiskusi dan menawarkan beberapa kerjasama di bidang ini dengan Bupati. Kerjasama dengan Banyuwangi ini juga sebagai dorongan bagi pemerintah Indonesia yang baru untuk mengembangkan green technology di semua wilayah di Indonesia,” kata Johanna.
Selain pengembangan teknologi, Johanna pun melihat peluang adanya pengembangan pariwisata di Banyuwangi. “Pariwisata di Banyuwangi sangat berpeluang untuk dikembangkan. Saya berjanji mengajak kolega dan keluarga saya ke Banyuwangi,” ujar Dubes Johanna.
Sebelum berkunjung ke Pendopo, rombongan Dubes Swedia meninjau industri galangan kapal yang ada di Banyuwangi , PT. Lundin Industry Invest. Dalam kunjungannya itu, Johanna juga membawa serta beberapa kolega dari Swedia. Di antaranya terdapat executive vice president perusahaan pertahanan Swedia, SAAB, Mikael Olsson.
“Di Banyuwangi ini kami bekerjasama dengan Lundin, tentunya di bidang teknologi perkapalan. Kami juga melakukan transfer teknologi dengan perusahaan-perusahaan tersebut,” kata Mikael.
SAAB adalah perusahaan pertahanan dan penerbangan asal Swedia. Perusahaan yang telah membuka kantor perwakilannya di Indonesia ini telah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan BUMN, PT. Dirgantara Indonesia, PT. LAN, PT. PAL, dan PT. Pindad.
Sementara itu terkait dengan pengembangan teknologi hijau dari Swedia Bupati Anas tertarik menerapkannya di Banyuwangi. “Kami tertarik dengan pengelolaan sampah mereka yang ramah lingkungan, dengan cara mendaur ulang sampah menjadi gas,” kata Bupati.
Pada kunjungan pertamanya di Banyuwangi ini, Dubes Johanna terkesan dengan pengembangan kota Banyuwangi. Menurutnya pemerintah daerah telah melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. “Banyuwangi telah menciptakan lingkungan kota yang hijau, seperti yang terlihat di kota ini yang telah menerapkan konsep pengembangan green city,” kata Johanna.
Lebih lanjut Johanna mengungkapkan jika pihaknya mendukung pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan yang telah dilakukan oleh Banyuwangi. Johanna pun ingin pengetahuan dan teknologi yang dimiliki negaranya bisa dimanfaatkan di Banyuwangi. Dalam hal ini Swedia antara lain menawarkan pemanfaatan konsep dan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lingkungan.
"Negara kami leading dalam penerapan teknologi `hijau`. Kami telah berdiskusi dan menawarkan beberapa kerjasama di bidang ini dengan Bupati. Kerjasama dengan Banyuwangi ini juga sebagai dorongan bagi pemerintah Indonesia yang baru untuk mengembangkan green technology di semua wilayah di Indonesia,” kata Johanna.
Selain pengembangan teknologi, Johanna pun melihat peluang adanya pengembangan pariwisata di Banyuwangi. “Pariwisata di Banyuwangi sangat berpeluang untuk dikembangkan. Saya berjanji mengajak kolega dan keluarga saya ke Banyuwangi,” ujar Dubes Johanna.
Sebelum berkunjung ke Pendopo, rombongan Dubes Swedia meninjau industri galangan kapal yang ada di Banyuwangi , PT. Lundin Industry Invest. Dalam kunjungannya itu, Johanna juga membawa serta beberapa kolega dari Swedia. Di antaranya terdapat executive vice president perusahaan pertahanan Swedia, SAAB, Mikael Olsson.
“Di Banyuwangi ini kami bekerjasama dengan Lundin, tentunya di bidang teknologi perkapalan. Kami juga melakukan transfer teknologi dengan perusahaan-perusahaan tersebut,” kata Mikael.
SAAB adalah perusahaan pertahanan dan penerbangan asal Swedia. Perusahaan yang telah membuka kantor perwakilannya di Indonesia ini telah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan BUMN, PT. Dirgantara Indonesia, PT. LAN, PT. PAL, dan PT. Pindad.
Sementara itu terkait dengan pengembangan teknologi hijau dari Swedia Bupati Anas tertarik menerapkannya di Banyuwangi. “Kami tertarik dengan pengelolaan sampah mereka yang ramah lingkungan, dengan cara mendaur ulang sampah menjadi gas,” kata Bupati.